SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PENGADILAN NEGERI SINGKIL, ANDA BERADA DI WILAYAH ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

img_head
KARAKTER KEDAERAHAN

Karakter Kedaerahan

Telah dibaca : 1.769 Kali


Daerah Hukum Pengadilan Negeri Singkil adalah meliputi 2 (dua) daerah pemerintahan Tk.II yaitu Kabupaten Aceh Singkil dan Pemerintah Kota Subulussalam yang jumlah Kecamatannya ada 16 (enam belas) Kecamatan yaitu :

  1. Kec. Pulau Banyak
  2. Kec. Pulau Banyak Barat
  3. Kec. Singkil Utara
  4. Kec. Kuala Baru
  5. Kec. Singkil
  6. Kec. Simpang Kanan
  7. Kec. Gunung Meriah
  8. Kec. Danau Paris
  9. Kec. Suro Makmur
  10. Kec. Simpang Kiri
  11. Kec. Penanggalan
  12. Kec. Singkohor
  13. Kec. Kota Baharu
  14. Kec. Rundeng
  15. Kec. Sultan Daulat
  16. Kec. Longkip.

 

Pembagian Daerah

Pengadilan Negeri Singkil mempunyai 2 (dua) wilayah hukum daerah Tk.II yaitu Kab.Aceh Singkil dan Pemko Subulussalam.

Kabupaten Aceh Singkil terdiri dari 11 (sebelas) Kecamatan yaitu :

  1. Kec. Singkil
  2. Kec. Pulau Banyak
  3. Kec. Pulau Banyak Barat
  4. Kec. Singkil Utara
  5. Kec. Kuala Baru
  6. Kec. Simpang Kanan
  7. Kec. Gunung Meriah
  8. Kec. Danau Paris
  9. Kec. Suro Makmur
  10. Kec. Singkohor
  11. Kec. Kota Baharu

Pemerintah Kota Subulussalam terdiri dari 5 (lima) Kecamatan yaitu :

  1. Kec. Simpang Kiri
  2. Kec. Penanggalan
  3. Kec. Rundeng
  4. Kec. Longkip
  5. Kec. Sultan Daulat

 

T a n a h

            Tanah pada daerah Pengadilan Negeri Singkil pada umumnya sebagian besar terdiri dari tanah rawa-rawa daratan rendah dan sedikit pegunungan yang sekarang ini sebagian besar dari tanah tersebut telah diolah menjadi perkebunan sawit, Kabupaten Aceh Singkil juga memiliki perairan pantai, bahkan ada dua daerah merupakan gugusan dari 99 pulau-pulau besar dan kecil dan masuk kedalam wilayah Kec. Pulau Banyak dan Kec. Pulau Banyak Barat.

 

 

PENDUDUK

            Penduduk Daerah Hukum Pengadilan Negeri Singkil saat ini berjumlah 190.627 yang terdiri dari :

- Laki-laki                 : 93.307 Jiwa

- Perempuan            : 97.320  Jiwa

 

Pertambahan penduduk yang demikian besar di karenakan telah terbentuk Kabupaten Aceh Singkil pada tanggal 27 April 1999 yang sebelumnya berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Selatan. Disamping itu juga dikarenakan adanya lapangan kerja yang masih terbuka luas, dimana dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil terdapat 5 (lima) perusahaan besar bidang perkebunan sawit dan juga didiukung oleh 5 (lima) Pabrik PKS (Pabrik Kelapa Sawit).

Golongan

            Penduduk dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil terdiri dari penduduk asli dan pendatang yang membaur secara turun menurun dalam wilayah Kab. Aceh Singkil terdapat banyak suku-suku antara lain :

  • Batak Dairi                                            • Jawa
  • Minangkabau                                        • Aceh
  • Nias                                                      • Pakpak

 

 

A g a m a

            Pada umumnya atau sebagian besar penduduk daerah ini adalah beragama Islam hanya sebagian kecil saja yang beragama lain seperti Kristen Protestan dan di Kabupaten Aceh Singkil ada bermacam-macam agama tidaklah menimbulkan masalah seperti (SARA) bahkan sesama pemeluk agama saling menghormati.

 

Mata Pencaharian

            Pencaharian sebagian besar penduduk Kabupaten Aceh Singkil adalah pada sektor Pertanian, baik yang dikerjakan secara amat sederhana / tradisional maupun dengan tehnologi pertanian modren sudah berkembang.

Dikecamatan Pulau Banyak sepanjang pantainya ditanami pohon kelapa dan dipedalamnya yang ketinggiannya mencapai 200 M diatas permukaan laut ditanami cengkeh dan karet.

Selain pertanian, bidang perikanan daerah ini cukup mendapat minat dari masyarakat karena memang daerah ini kaya akan ikan baik ikan air tawar maupun ikan air laut misalnya tripang, tongkol dan lolak serta jenis lainnya.

Bidang perkebunan sangat berkembang pesat, perkebunan kelapa sawit 60% penduduk Kab. Aceh Singkil dan Pemko Subulussalam menanam Kelapa sawit yang rata-rata per KK 2 (dua) Ha.

 

PEREKONOMIAN

            Perekonomian di daerah ini yaitu di Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam, telah berkembang dengan pesat di dukung oleh sarana yang semakin membaik, salah satu tulang punggung perekonomian masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil adalah dari sektor Pertanian, perkebunan, Nelayan dan sebagian kecil berjualan. Pada umumnya masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil melakukan transaksi perdagangan masih melalui hari pasar mingguan dan banyak Kecamatan yang tidak mempunyai pasar harian, bahan yang diperdagangkan untuk konsumtip masyarakat Kabupaten Aceh Singkil 95 persen didatangkan dari Medan serta sudah adanya beberapa toko Swalayan di Kecamatan Gunung Meriah dan Kota Subulussalam.

Hasil perkebunan seperti kelapa sawit yang diusahakan 5 (lima) perusahaan besar seperti : PT. SOCFINDO, PT, NAFASINDO, PT. ASDAL PRIMA, PT. PLB, PT.LAOT BANGKO dan PT. LESTARI TUNGGAL PRATAMA sangat menopang perekonomian Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam. Perikanan juga sangat berkembang dengan pesat dimana ikan dieksport ke luar negeri melalui kota Medan / Belawan di Propinsi Sumatera Utara.

 

 

PENDIDIKAN

Sarana pendidikan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil sekarang ini adalah :

 

No.

JENIS PENDIDIKAN

STATUS

NEGERI

SWASTA

1

2

3

4

1

Sekolah TK

15

35

2

Sekolah Dasar

154

8

3

SLTP

35

5

4

SLTA

12

5

5

Perguruan Tinggi

-

3

6

Sekolah MIN

3

4

7

Sekolah MTS

2

11

8

Sekolah MAN

2

8

 
 
   

KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA

Daerah ini mempunyai kebudayaandan kesenian yang merupakan paduan dari berbagai kebudayaan dan kesenian daerah-daerah lain di Sumatera, seperti Sumatera Barat, Dairi, Suku Pak-Pak dan Aceh sendiri.

Pergaulan sehari-hari mencerminkan sifat keagamaan yang baik dalam cara berpikir dan bermasyarakat baik dalam suka maupun duka. Letak geografis antara Aceh yang berbatasan langsung dengan Tapanuli sehingga bahasa daerah lain mempunyai langgam tersendiri yang tidak dipunyai oleh daerah lain di Aceh. Demikian pula kebudayaan merupakan asimilasi antara kedua daerah tersebut. Dalam pergaulan sehari-hari penuturan kata-kata dalam kehidupan selalu terselip pepatah petitih ditambah gurindam dan takwil yang maksudnya hanya dimengerti oleh orang-orang didaerah ini. Didaerah ini lebih mengutamakan sifat tenggang rasa dan toleransi yang berazaskan kekeluargaan yang menjadi unsur kekerabatan dalam masyarakat. Dalam bersajak, berpantun berseloka dan bersyair terdengar irama yang tersendiri yang hanya dapat dirasa / dinikmati oleh orang asli daerah ini.

Bentuk kesenian tari dan lagu masih hidup subur dalam kalangan masyarakat dan mendapat tempat dimasyarakat dan perlu mendapat perlindungan dalam mempertahankan khazanah budaya nusantara.

 

B A H A S A

Bahasa pengantar resmi yang dipergunakan dalam kehidupan bermasyarakat bahasa daerah, disini terdapat beberapa bahasa daerah yaitu : Bahasa Pak-pak Dairi, Bahasa Aceh. Bahasa Padang dengan dialek Batak maupun indonesia tetap dipergunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah maupun diperkantoran.

 

LALU LINTAS DAN PARIWISATA

Lalu lintas didaerah ini dilakukan melalui darat, sungai dan laut, tetapi dewasa ini lebih banyak dilakukan lewat jalan darat jalan menuju kota Kabupaten Aceh Singkil saat ini sangat mudah ditempuh dikarenakan sarana jalan yang sudah sangat baik untuk sampai di Singkil dapat ditempuh dari kota Propinsi ± 14 jam Via Tapaktuan dengan jarak ± 650 Km. Atau dapat juga ditempuh Via Medan Sumatera Utara dengan jarak ± 856 Km dengan jarak tempuh 18 jam. Disamping itu Kabupaten Aceh Singkil juga telah memiliki 1 (satu) bandar udara yang sudah difungsikan yaitu Bandara Hamzah Fansyuri.

Dibidang Pariwisata Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam merupakan salah satu tujuan wisata banyak sekali tempat tujuan wisata disini baik itu tujuan wisata untuk masyarakat disekitar Kab. Aceh Singkil dan juga tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh turis asing. Adapun objek wisata yang manjadi andalan daerah ini adalah wisata bahari Pulau Banyak. 15 dari 99 buah pulau yang ada disitu sudah tersedia fasilitas pendukung seperti penginapan, pondok-pondok wisata, yang dibuat dengan cara yang sangat sederhana. Disini para wisatawan dapat melakukan aktivitas seperti berselancar, menyelam, memancing dan telah pula dilaksanakan Festival Penyu pada bulan Juni 2011 yang dibuka oleh Gubernur Aceh.

Audio pada HTML

close